Tuesday, February 1, 2011

Hah! Makan Serangga Ternyata Bisa Selamatkan Dunia?

WAGENINGEN (Berita SuaraMedia) - Mengkonsumsi serangga disebut-sebut sebagai cara efektif untuk menyelamatkan keberadaan hutan hujan dan mengurangi emisi karbon global, sekaligus memperbaiki diet serta memotong anggaran makanan.

Demikian pernyataan ilmuwan asal Belanda, Arnold van Huis, seperti diberitakan Straits Times. Menurut Van Huis, mengonsumsi makanan dengan bahan dasar serangga adalah jawaban terhadap krisis makanan global, penyusutan sumber daya tanah dan air serta tingkat emisi karbon yang semakin mengkhawatirkan.

Meski emisi gas penyebab pemanasan global saat ini telah diupayakan untuk berkurang, dunia memang akan tetap menghadapi kenaikan harga pangan abad ini.
Namun perubahan iklim ternyata akan memberikan dampak yang cukup hebat dalam kurun puluhan tahun mendatang, khususnya pada harga makanan pokok, hingga berkali-kali lipat.

Periset senior dari International Food Policy Research Institute (IFPRI) mengatakan jika pada 2050 nanti harga gandum akan meningkat dua kali lipat dan akan semakin banyak anak-anak yang kekurangan gizi. Bahkan jumlahnya akan mencapai jutaan.
"Setelah tahun 2050, ketika para ilmuwan iklim memproyeksikan adanya kemungkinan temperatur dunia naik 6,4 derajat celsius, planet bumi akan memberikan lahan yang tidak cukup subur untuk digunakan bertani," ujar peneliti senior IFPRI, Gerald Nelson, seperti diberitakan melalui Straits Times.

Van Huis mengatakan dalam setiap gigitan serangga mengandung lebih banyak protein dibandingkan dengan hewan ternak seperti sapi, kambing dan lainnya. Sementara untuk membiakkannya, serangga membutuhkan biaya lebih sedikit dan tidak memiliki banyak jejak karbon.

"Anak-anak tidak punya masalah untuk memakan serangga tapi berbeda dengan orang-orang dewasa yang sudah mengembangkan pola makannya," jelas Van Huis.

"Hanya mencoba dan mengalaminya secara langsung yang bisa mengubah pemikiran mereka," lanjut professor di Universitas Wageningen itu.

"Masalah yang dihadapi (orang-orang dewasa) bersifat psikologis," pungkas Van Huis.

Demi menarik minat masyarakat untuk mengonsumsi serangga, Van Huis beserta tim penelitinya di Wageningen bekerjasama dengan sekolah masak lokal untuk menyediakan buku resep dengan menu-menu yang menarik.(ar/z2k) www.suaramedia.com

No comments:

Post a Comment