Monday, August 31, 2009

cita-cita ngalor ngidul

wuuuh, sedari kecil aku ingin menjadi seorang mubalighah....tapi nyatanya sekarang, ko malah membelok jadi fisikawan...hahaha sungguh aneh. seoarang pendakwah, identik dengan pandai berbicara, hafal banyak ayat al-Qur'an, familiar, punya daya juang tinggi, tapi sebagai fisikawan itu kebanyakan identik dengan seoarang yang pendiam, banyak kerja dari pada ngomong, banyak meneliti....kenapa bener2 jadi ngalor ngidul. sebenarnya apa sih yang membuat aku jadi berbelok ke arah fisika????

ku mi cerita nich, saat SD aku punya mata pelajaran yang benar2 aku benci dan aku takuti...apakah itu????"MATEMATIKA" hahaha.....

kalau guru udah nerangin itu aduh2....boro2 mendengarkan, tinggal tidur aja.......gak salah juga kalau dulu aku juga sering dapat nilai 0. hehehe bener2 aku ini arek yang mbeler dulunya. tapi kenapa dulu ringkingku selalu menduduki 2 terbaik, masuk 2 besar lah....hehe, apakah gurunya pilih-pilih ya....

ada satu kelebihanku dulu walau kemampuanku matemetika bener2 sangat lemah, tapi aku punya kecakapan dalam bisang verbal. tapi itu dulu...............walau saat ujian caturwulan nilai matematikaku selalu dapat nilai 2, tapi nilai bahasa,ppkn wuh....selalu mendekati sempurna kira2 dapat nilai 98 lah.......

ketika ujian kelulusan, bayangkan berapa nilai matematika yang aku dapat????anda pasti kaget n ketawa-tawa mendengarnya. bayangakan aku hanya dapat nilai 12 padahal standar tertinggi itu 100. wuuuh, berarti aku dapat nilai 1 dong..hahaha. dapat nilai jelek kok masih senyum2 terus, dasar aneh.

siapa bilang aku senyum2, ketika aku lihat betapa indahnya nilai itu...seperti tongkat kakek2...malah tidak genap jadi bebek....aku sedih, malu, apalagi teman2ku selalu mengejek q....aku lebih malu ketika aku lihat temanku yang kecerdasaannya dibawahku lebih mendapatkan nilai bagus. betapa bodhohnya aku dulu.........
eit, tapi sekarang, kebodohan itu tidak akan kubiarkan berlama-lamaan hinggap di dalam diriku. aku yakin aku pasti bisa memperbaiki saat aku nanti di SMP.

dalam kesedihanku, aku tak ingin bertemu teman2, kurobek2 kertas ujianku n teman2ku selalu mengece diriku.hiks..hiks..namanya dulu masih anak2anak. sesuatu yang tak kuduga akhirya datang menyelimuti kesedihanku...walau nilai matematikaku paling jelek tetapi untuk mata pelajaran yang lain aku selalu mendapat nilai yang tertinggi. e...tak disangka2 aku malah dapat juara 1.hehehe akhirnya cita2ku terpenuhi menjadi bintang kelas. selain menjd ketua kelas. aneh2 aja masak cewek selalu diinginkan utk jadi ketua........

cerita bersambung......heheheheheheheheh

Sunday, August 30, 2009

sistem tata surya baru:planet 4 matahari

Teknologi & Informasi
Sistem Tata Surya Baru: Planet Empat Matahari
Wahana teleskop antariksa Spitzer menemukan sistem Tata Surya dengan empat bintang induk di Rasi TW Hydrae, yang berjarak sekitar 150 tahun cahaya. Kedua pasang bintang gandanya saling mengitari satu terhadap yang lainnya bak pasangan penari balet.
Penulis: Ninok Leksono/Angkasa
Selain tertarik terhadap obyek-obyek langit yang amat jauh, terkait dengan bidang kosmologi, para astronom tampaknya terus punya perhatian besar terhadap Tata Surya - Sistem di mana planet-planet termasuk Bumi berevolusi mengelilingi Matahari. Tata Surya yang kini telah berumur sekitar lima miliar tahun rupanya masih banyak menyimpan misteri yang masih perlu untuk dieksplorasi.
Oleh sebab itu misi tak berawak pun terus dikirim untuk mendapatkan informasi baru mengenai keplanetan dan komponen-komponen Tata Surya lainnya. Antara lain, ini diwujudkan dengan pengiriman misi New Horizon ke Planet Pluto Januari 2006.
Sementara penyelidikan terus dilakukan untuk planet-planet di Tata Surya, berbagai penemuan baru juga terus bermunculan dalam penyelidikan planet di luar Tata Surya, atau yang lebih dikenal sebagai eksoplanet. Salah satu planet ini - Gliese 581 - disebut sebagai Bumi Super (ukuran besar), karena berbagai parameternya memperlihatkan planet ini layak huni.
Matahari banyakDalam tulisannya di Kompas (8 Desember 2006) alumnus astronomi Taufiq menyinggung tata surya dengan matahari lebih dari satu. Salah satu contohnya adalah tata-surya dengan tiga bintang seperti yang ada pada bintang HD188753 yang berada di Rasi Angsa (Cygnus). Pada sistem yang berjarak 149 tahun cahaya (1 tahun cahaya = 9.500 miliar km), bintang utama dikitari oleh dua bintang lain berukuran lebih kecil. Di luar itu masih ada sebuah planet gas berukuran lebih besar dari Yupiter mengorbit lebih dekat ke bintang induk dengan periode orbit 3,5 hari.
Pada sistem yang lain, ada pula planet yang ditemukan pada bintang ganda. Misalnya saja bintang ganda Gamma Cephei. Bintang utamanya yang bermassa 1,6 massa Matahari punya sebuah planet dengan massa 1,76 kali Yupiter yang mengorbit sejauh jarak Matahari-Mars (1,5 AU (Astronomical Unit) 1 AU = 150 juta km), dan punya bintang partner yang berukuran lebih kecil pada jarak sejauh Matahari-Uranus (19,2 AU).
Belum lama ini wahana teleskop antariksa Spitzer menemukan sistem yang memiliki empat bintang induk seperti tampak dalam ilustrasi pendamping tulisan ini.
Spitzer dengan peralatan inframerahnya telah diarahkan untuk meneliti piringan debu yang mengelilingi sistem empat bintang HD 98800. Piringan debu tersebut dipercayai bisa melahirkan planet. Dan memang dengan mengamati piringan di sistem bintang ini para astronom mendapati piringan tersebut tidak rata kontinu, tetapi sudah memperlihatkan celah yang seperti menyiratkan adanya planet yang sudah terbentuk.Planet berperilaku seperti pembersih vakum kosmik. Ia menyerap semua kotoran yang ada di jalur lintasannya, ujar Elise Furlan dari Institut Astrobiologi di Universitas California di Los Angeles seperti diberitakan situs PhysOrg.com. Furlan merupakan penulis utama laporan yang disetujui penerbitannya oleh The Astrophysical Journal.
HD 98800 diperkirakan berumur 10 juta tahun, dan berada di Rasi TW Hydrae yang berjarak 150 tahun cahaya. Sebelum diteliti oleh Spitzer, astronom telah memiliki sejumlah informasi mengenai bintang ini dari pengamatan teleskop darat. Mereka sudah mengetahui, bahwa sistem ini punya empat bintang, dan keempat bintang yang ada berpasang-pasangan dalam sistem dua bintang (doublet, atau binary).
Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit satu terhadap yang lain, demikian pula dua pasang bintang ganda tersebut juga saling mengitari satu terhadap yang lain sebagaimana pasangan-pasangan penari balet. Salah satu pasangan bintang - yang disebut HD 98800B - memiliki piringan debu di sekelilingnnya, sementara pasangan satunya tidak.
Seperti dilaporkan oleh NASA, keempat bintang saling terikat oleh gravitasi dan jarak antara kedua pasang bintang tersebut adalah sekitar 50 AU, atau sedikit lebih jauh dibandingkan jarak Matahari - Pluto yang sekitar 40 AU. Karena masih terkendala teknologi, maka para astronom sebelum ini tidak dapat menyelidiki piringan debu di sekitar pasangan bintang HD98800B dengan detil.
Jasa SpitzerDengan teleskop Spitzer lah akhirnya astronom bisa melihat piringan tersebut dengan rinci. Dengan menggunakan spektrometer inframerah, tim Furlan bisa mendeteksi adanya dua sabuk dalam piringan debu yang terbuat dari butir debu berukuran besar. Satu sabuk berada sekitar 5,9AU dari bintang ganda HD98800B, atau pada jarak sekitar Matahari - Yupiter. Sabuk ini kemungkinan besar tersusun dari asteroid atau komet.
Sementara sabuk lain ada pada jarak 1,5 AU sampai 2,5AU, sebanding dengan letak planet Mars dan asteroid, dan kemungkinan besar tersusun dari bulir halus.Umumnya kalau ada ruang kosong (gap) di piringan debu, astronom lalu bercuriga ada sebuah planet yang telah mengosongkan lintasan tersebut. Hanya saja, astronom belum terlalu yakin mengenai adanya planet di sistem HD 98800B.
Para astronom mempercayai, bahwa planet-planet terbentuk dalam kurun jutaan tahun, setelah butir debu kecil saling bergabung membentuk benda lebih besar. Dalam kasus tertentu, batuan-batuan kosmik saling bertumbukan untuk membentuk planet batuan seperti Bumi, sedang dalam kasus lain membentuk planet gas seperti Yupiter. Sementara itu, batuan-batuan besar yang tidak membentuk planet menjadi asteroid dan komet.
Ketika struktur-struktur batu tersebut bertumbukan dengan dahsyat, serpihan debu terlontar ke angkasa, dan ini terlihat oleh mata inframerah Spitzer yang sangat sensitif.Menurut Furlan, debu yang ditimbulkan oleh tumbukan obyek-obyek berbatu di sabuk luar semestinya akan pindah ke piringan debu di dalam. Hanya saja dalam kasus HD98800B, partikel debu tidak mengisi piringan dalam seperti diharapkan. Boleh jadi hal ini disebabkan oleh adanya planet atau oleh pasangan bintang lain yang tidak punya piringan debu tapi gravitasinya mempengaruhi gerakan partikel debu.
Karena bintang-bintang muda banyak yang berkembang menjadi sistem majemuk, maka para astronom perlu menyadari, bahwa evolusi piringan debu di sekitar bintang-bintang muda tipe itu dan pembentukan sistem keplanetan yang ada bisa jauh lebih rumit dibandingkan sistem bintang tunggal seperti Tata Surya kita, tambah Furlan.Tapi di luar kerumitan memperhitungkan proses kelahiran tata surya semacam itu, membayangkan hidup di sebuah planet dengan matahari empat melahirkan sensasi tersendiri. (*)