Wednesday, July 20, 2011

Dakwah

Artikel ini adalah bagian dari seri Islam
Allah-eser-green.png
Rasul

Nabi Muhammad SAW
.
Kitab Suci

Al-Qur'an
.
Rukun Islam
1. Syahadat · 2. Salat · 3. Puasa
4. Zakat · 5. Haji
Rukun Iman
Iman kepada : 1. Allah
2. Malaikat · 3. Al-Qur'an ·4. Nabi
5. Hari Akhir · 6. Qada & Qadar
Tokoh Islam
Muhammad SAW
Nabi & Rasul · Sahabat
Ahlul Bait
Kota Suci
Mekkah · & · Madinah
Kota suci lainnya
Yerusalem · Najaf · Karbala
Kufah · Kazimain
Mashhad ·Istanbul · Ghadir Khum
Hari Raya
Idul Fitri · & · Idul Adha
Hari besar lainnya
Isra dan Mi'raj · Maulid Nabi
Asyura
Arsitektur
Masjid ·Menara ·Mihrab
Ka'bah · Arsitektur Islam
Jabatan Fungsional
Khalifah ·Ulama ·Muadzin
Imam·Mullah·Ayatullah · Mufti
Hukum Islam
Al-Qur'an ·Hadist
Sunnah · Fiqih · Fatwa
Syariat · Ijtihad
Manhaj
Salafush Shalih
Mazhab
1. Sunni :
Hanafi ·Hambali
Maliki ·Syafi'i
2. Syi'ah :
Dua Belas Imam
Ismailiyah·Zaidiyah
3. Lain-lain :
Ibadi · Khawarij
Murji'ah·Mu'taziliyah
Lihat Pula
Portal Islam
Indeks mengenai Islam
Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.
Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan Ilmu Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah.

Ilmu Dakwah

Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut "Da'i" sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut "Mad'u". Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah "Da'i".

Tujuan utama dakwah

Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia (Iran) dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia).

Fiqhud-dakwah

Ilmu yang memahami aspek hukum dan tatacara yang berkaitan dengan dakwah, sehingga para muballigh bukan saja paham tentang kebenaran Islam akan tetapi mereka juga didukung oleh kemampuan yang baik dalam menyampaikan Risalah al Islamiyah.

Dakwah Fardiah

Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu upacara kelahiran (tasmiyah).

Dakwah Ammah

Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato).
Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-doal dakwah.

Dakwah bil-Lisan

Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.

Dakwah bil-Haal

Dakwah bil al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.
Pada saat pertama kali Rasulullah Saw tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan Dakwah bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba, dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.

Dakwah bit-Tadwin

Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif.
Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada".

Dakwah bil Hikmah

Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.
Dalam kitab al-Hikmah fi al dakwah Ilallah ta'ala oleh Said bin Ali bin wahif al-Qathani diuraikan lebih jelas tentang pengertian al-Hikmah, antara lain:
Menurut bahasa:
  • adil, ilmu, sabar, kenabian, Al-Qur'an dan Injil
  • memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas) dan terhindar dari kerusakan
  • ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang utama
  • obyek kebenaran(al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal
  • pengetahuan atau ma'rifat.
Menurut istilah Syar'i:
  • valid dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang benar dan mengamalkannya, wara' dalam Dinullah, meletakkan sesuatu pada tempatnya dan menjawab dengan tegas dan tepat.

Tuesday, July 19, 2011

keajaiban angka 9

semua bilangan kecuali 0 dan tidak real jika dikalikan 9 dan hasilnya ditambahkan pasti kembali sama dengan 9..keren ya..

1x9=9
9x2=18=1+8=9
9x3=27=2+7=9
9x4=36=3+6=9
9x5=45=4+5=9
9x6=54=5+4=9
9x7=63=6+3=9
9x8=72=7+2=9
9x9=81=1+8=9
mau dikalikan dengan beribu-ribu digitpun.....bakalan kembali ke 9 lagi...wow amazing....wonderfull...
 lihatlah angka 9 diatas....semua kembali kepada jati dirinya semula, yaitu:9
dari hal tersebut dapat diambil suatu pelajaran bahwa seseorang yang sudah dekat atau bahkan selalu bersama Allah sebagai Dzat yang maha Besar (al-Kabir) kemana saja ia pergi, ia akan selalu ingat pada jati diri semula. seorang beriman yang dalam batinnya telah "bersemayam" al -Kabiir, maka kemana pun ia pergi dan dimana pun ia berada, ia tidak pernah kesepian, tidak pernah gundah, dan tidak pernah risau. ia tidak pernah putus asa, juga tidak pernah mengeluh.
bahkan sebaliknya ia selalu berguna dan bermanfaat bagi manusia sekelilingnya. bagi keluarga, bagi saudara, bagi teman sejawat, bagi tetangga, bagi bangsa, maupun bagi manusia.

seseorang yang selalu dekat Allah  dan selalu bersama-Nya, akan memiliki jiwa besar. ia akan selalu kembali kepd Allah SWT dalam setiap persoalan yang dihadapi. sebagai seorang pemimpin ataukah hamba biasa, sebagai pedagang ataukah sebgai seorang ilmuan. semua persoalan hidup ia kerjakan karena Allah, untuk Allah. bahkan , ia punya pendirian bahwa semua yang ada ini pada hakikatnya milik Allah semata. karena itu, semua persoalan hidup ia sandarkan kepada Allah rabbul'alamin saja

dengan memahami karakteristik bilangan 9, insyaAllah kita akan merasa betapa kecil diri kita ini. yang besar hanyalah Allah. kebanyakan manusia belum mampu melihat jati dirinya pada stiap kesempatan dan waktu. padahal, keadaan itu telah dicontohkan oleh bilangan 9 yang begitu istiqamah dan konsisten terhdp kondisi apapun. betapa Allah yang maha Besar tersebut, dia tetap mempunyai kepedulian yang sangat tinggi terhadap hamba-NYa. dia selalu mengingatkan hamba-Nya bahwa Dia sangat dekat dengan manusia, sehingga setiap saat seolah2 dia menyeru kepada manusia

" ingatlah hai manusia , aku selalu berada didekatmu, dan ingat pula akan jati dirimu, sebenarnya kalian tidak punya apa-apa, bahkan nyawamupun dalam genggaman-Ku,,maka mana janjimu yang stiap shalat , ibadah, hidup dan mati mu hanyalah untuk_Ku semata???? mana khusyukmu dalam kehidupan ini, seperti ketika engkau khusuk menyebut nama-Ku dengan kalimat Allahuakbar di dalam shalatmu


referensi: bertemu Allah tidak harus di syurga by taufik djafri

Tuesday, July 12, 2011

Materi 4 amal jama’i (metode, ceramah, diskusi , games simulasi)

Suatu ketika belkalperkalanan telah berkurang sehingga para sahabat menemui nabi saw dan meminta ijin untuk menyembelih unta-unta mereka. nabi saw mengijinkannya. Umar bertemu dengan mereka dan menceritakan persoalan itu kepadanya. Umar berkata, “bagaimana kalian bertahan hidup bila unta-unta kalian disembelih?” kemudian umar menemui rasulullah saw dan berkata “yarasulallaoh, bagaimana mereka bertahand hidup setelah unta-unta mereka disembelih?” rasulalllah lalu memberi umar perintah “ panggil mereka dan kumpulkan semua bekal makanan mereka yang masih terisisa.” Dan selimutpun dihamparkan lalu semua bekal perjalanan yang tersisa dikumpulkan diatasnya. Rasulullah saw berdiri memohon kepada Allah agar diberkahi makanan mereka, setelah itu beliau menyuruh semua orang membwa peralatan makan mereka untuk mengambil bagian makan mreka secukupnya dan ternyata makanan itu mencukupi untuk semua. Subhanallah. Setelah itu rasulullah saw bersabda “aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah” (diriwayatkan oleh salamah bin akwa ra)
Inilah contoh bagaimana suatu persoalan yang pelik tetapi ketika ditangani dengan amal jama’i dan saling tolong menolong  maka terbukalah jalan keluar. “sesungguhnya allah menyukai orang-orang yang berperang seperti suatu bangunan yang terususun kokoh.” (asshaaf : 4)
Amal jama’i yakni melakukan kegiatan yang dilakukan secara colektif (bersama) dimana anggota bekerja secara sinergi sehingga terbentuk tim yang tangguh untuk mencapai tujuan bersama.
Tips untuk beramal jama’i
1.     Kenali diri dan arit diri (who am i)
Anda punya jari? Kemampuan jari anda akan dapat mengangkat beban yang berat sampai puluhan kilo bila jari itu bergabung, bersinergi dan saling menyatukan kekuatan dengan tangan dan anggota tubuh lainnya. Namun bila hanya satu jari digunakan untuk mengangkat beban niscaya dia tidak akan mampu mengangkatnya. Intinya bahwa kekuatan jama’i itu terletak pada bergabung dan bersinerginya seluruh potensi dankekuatan yang ada baik dalam kerja-kerja dakwah ataupun yang lainnya. Anda pernah melihat perilaku semut yang mampu membawa beban yang lebih besar dari badannya? Dan coba anda perhatikan bahwa ternyata semut-semut itu selalu bersama-sama mengangkat beban yang berat.
2.     Sabar dalam kebersamaan
Rihlah tujuan bersama, hindari tuijuan individu atau mencari keuntungan pribadi yang mengorbankan tujuan bersama. Target amal jama’i akan gagal jika masing-masing individu disibukkan oleh targetan-targetan individu. Jika terjadi ketidak setujuan dengan teman anda dalam beramal jama’i , sampaikanlah dengan cara yang baik jangan ada niatan untuk membangkang atau menyimpang. Sikap seperti ini tidak akan menguntungkan baik secara pribadi maupun jama’ah. Kondisi seperti ini sebenarnya mrupakan peluang untuk melatih diri berinteraksi dengan orang yang berbeda dengan anda. Hindarkan untuk saling tuding dan melempar tanggung jawab sebab hal ini akan melemahkan kekuatan kelompok dan pada gilirannya faktor inilah yang akan memicu perpecahan kelompok. Untuk itu, fokuskkan perhatian anda pada kerjanya atau programnya, sebab pada dasarnya amanah merelaisasikan program organisasi adalah tugas bersama, bukan tugas individu.
3.     Proaktif –kontributif
Maksud proaktif –kontributif disni adalah proaktif dan kontribusi terhadap program-program kelompok. Katakan “what can i do for you” janga “what will i get from this work”. Orang yang proaktif adalah orang yang ingin maju, punya semangat dan orang yang punya peluang untuk dapat beramal jama’i. Anda datang kepada teman anda dengan tubuh yang penuh semangat, dan terlihat oleh teman anda maka insya Allah semngat anda akan menular kepada teman anda. Sebaliknya bagi orang yang memiliki keinginan individu lebih dominan, lambat laun keinginan pribadi anda akan terasa oleh teman anda sehingga kerja-kerja jama’i anda akan punya masalah.
4.     Apresiasi sukses bersama\
Apresiasikan kesuksesan kelompok anda sekecil apapun. Hal ini akan membangkitkan energi positif  yang kemudian akan memancing semangat untuk mengerjakan sesuatu yang lebih besar dan berat. Kadangkala motivasi seseoarang akan terbit tatkala merakan atau melihat kesuksesan orang lain. Ingatlah Allah pun menghimbau untuk menyebut-nyebut nikmat-Nya “dan terhdap nikmat tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebut nya (dengan bersyukur).” Untuk itu, ungkapkanlah kata-kata pujian atas keberhasilan kelompok anda seperti subhanallah, bagus, alhamdulillah kita sudah mencapai prestasi ini. Sebagai bentuk apresiasi yang lain yakni mengadakan syukuran sukses bersama.
5.     Terbuka.
Jadilah orang yang terbuka diri untuk menerima berbagai masukan atau kritikan, sebab kebaikan dan kesuksesan akan kita peroleh secara bertahap. Setiap tahap biasanya terbuka peluang salah.  Perbaikan kesalahan baik yang disadari secara spontan maupun yang tanpa disadari lewat teguran atau masukan dari orang lain merupakan gejala menuju kebaikan dan keistimewaan. Belajarlah dari Abu Dzar al-Ghifari karena ia pernah meminta nasihat kepada rasulullah saw, “nasehatilah aku ya rasulullah....” begitu pintanya. Hal yang tidak kalah penting yakni jangan menyalahkan diri sendiri ketika menjadi penyebab ketidaksuksesan dalam kerja kelompok, tapi jadikanlah kesalahan diri anda untuk mengetahui dimana anda harus memperbaiki diri.
6.     Memperbarui keimanan
Keimanan akan memberikan semangat yang melanggengkan amal jama’i. Iman yang lemah rentan terhadap lurusnya motivasi (niat). Bisa saja ditengah-tengah amal jama’i terjadi perubahan orientasi menjadi orientasi pribadi. Al imanu yazidu wayanqush, fayujadidu bi laa ilaha illa Allah ( iman itu naik dan turun, maka perbaruilah ia dengan laa ilaha illa Allah).

Dalam konteks dakwah, harus dipahami bahwa dakwah adalah sebuah sistem dimana amal jama’i lebih efektif dibandingkan dengan dakwah fardhiyah yang dilakukan perseorangan tanpa terkoordinasi  dengan baik. Untuk menuju kearah sistem amal jama’i yang baik diperlukan penyamanan visi besar. Beban dakwah ini terlalu berat jika dipikul seorang diri. Disinilah terasa pentingnya kebersamaan dalam memikul amanah dakwah, pentingnya partner dalam melaksanakan kerja di jalan dakwah. Bahkan sebenarnya, kebersamaan itu menjadi fitrah manusia pada umumnya apalagi para du’at yang lapangan kerjanya tidak terbatas.

Rasulallah saw menumbuhkan ruh jama’ah para sahabatnya sejak periode pertama dakwah dengan terbiyah di rumah Arqam bin Abil Arqam. Penataan gerak dilakukan bersama-sama dalam suatu kondisi yang rapi. Sejak dini rasulullah saw telah memberikan keteladanan bagaimana memulai langkah awal di medan dakwah. Ukhuwah mendapatkan porsi yang penting dalam rangka mewujudkan amal jama’i ini.

Adapun indikator amal jama’i dapat terlihat dari beberapa aspek berikut
1.     Menyakini hasil kerja sama lebih baik dari pada hasil kerja sendirian, sehingga keberhasilan hasil kerja bersama dapat melipatgandakan fungsi hasil tersebut.
2.     Menyakini proses kerja bersama lebih menguntungkan dari hasil kerja sendirian. Karena proses kerja bersama membuat seluruh potensi dan kompetensi berkembang dan berguna.
3.     Mengetahui tujuan bersama. Walaupun kemungkinan untuk berprestasi sendirian ada kesempatan, namun lebih diprioritaskan untuk mengangkat kompetensi kelompok.
4.     Memberikan kontribusi kerja pada kelompok. What can i do for dakwah? Proaktif bukan sekedar menjadi pelengkap kelompok sehingga menunggu diprogram atau diberi tugas.
5.     Mencintai anggota kelompok karena Allah.
6.     Menerima kekurangan anggota lainnya. Memaklumi bahwa pada dasarnya setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga dengan berkelompok akan saling menutupi kekurangan saudaranya.
7.     Menerima hasil kerja bersama apapun hasilnya. Walaupun hasilnya buruk dia tetap mengakui sebagai hasil kerjanya. Sementara kekurangan hasilnya bukan karena ketidakmamuan dirinya sendiri.
8.     Membuka diri untuk diberikan dan memberikan masukan. Kebaikan dan keistimewaan diperoleh dengan bertahap. Setiap tahap bisanya terbuka peluang salah, sehingga terbuka diri untuk diberi dan memberikan masukan adalah cara terbaik untuk memperbaiki kesalahan.
9.     Bersedia membantu anggota lain meningkatkan kemampuannya dalam  mencapai tujuan bersama , namun bukan berarti harus mengambil alih pekerjaan anggota lainnya jika dia masih mampu.
10.                       Tidak menyalahkan diri sendiri tatkala terjadi ketidaksuksesan dalam kerja kelompok kita.
11.                     Melakukan evaluasi program bersama, bukan program pribadi dengan menghindari saling tuding dan saling berlepas diri dari hasil evaluasi.